Berpuasa Enam Hari di Bulan Syawal
Hendaklah di bulan Syawal ini,
setiap muslim berusaha untuk menunaikan amalan yang satu ini yaitu berpuasa
enam hari di bulan Syawal. Puasa ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa.
Hal ini dapat dilihat dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dari Abu Ayyub Al Anshoriy, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan
kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun
penuh.” (HR. Muslim no. 1164)
Pada hadits ini terdapat dalil tegas
tentang dianjurkannya puasa enam hari di bulan Syawal dan pendapat inilah yang
dipilih oleh madzhab Syafi’i, Ahmad dan Abu Daud serta yang sependapat dengan
mereka. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56)
Bagaimana cara melakukan puasa ini?
An Nawawi dalam Syarh Muslim, 8/56 mengatakan, “Para ulama madzhab
Syafi’i mengatakan bahwa paling afdhol (utama) melakukan puasa syawal secara berturut-turut (sehari) setelah shalat ‘Idul Fithri.
Namun jika tidak berurutan atau diakhirkan hingga akhir Syawal maka seseorang
tetap mendapatkan keutamaan puasa syawal setelah sebelumnya melakukan puasa
Ramadhan.”
Apa faedah melakukan puasa enam hari
di bulan Syawal?
Ibnu Rojab rahimahullah
menyebutkan beberapa faedah di antaranya:
- Berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan akan menyempurnakan ganjaran berpuasa setahun penuh.
- Puasa Syawal dan puasa Sya’ban seperti halnya shalat rawatib qobliyah dan ba’diyah. Amalan sunnah seperti ini akan menyempurnakan kekurangan dan cacat yang ada dalam amalan wajib. Setiap orang pasti memiliki kekurangan dalam amalan wajib. Amalan sunnah inilah yang nanti akan menyempurnakannya.
- Membiasakan berpuasa setelah puasa Ramadhan adalah tanda diterimanya amalan puasa Ramadhan. Karena Allah Ta’ala jika menerima amalan hamba, maka Dia akan memberi taufik pada amalan sholih selanjutnya. Sebagaimana sebagian salaf mengatakan, “Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan selanjutnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula orang yang melaksanakan kebaikan lalu dilanjutkan dengan melakukan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan.”
- Karena Allah telah memberi taufik dan menolong kita untuk melaksanakan puasa Ramadhan serta berjanji mengampuni dosa kita yang telah lalu, maka hendaklah kita mensyukuri hal ini dengan melaksanakan puasa setelah Ramadhan. Sebagaimana para salaf dahulu, setelah malam harinya melaksanakan shalat malam, di siang harinya mereka berpuasa sebagai rasa syukur pada Allah atas taufik yang diberikan. (Disarikan dari Latho’if Al Ma’arif, 244, Asy Syamilah)
Sungguh sangat beruntung sekali jika
kita dapat melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal. Ini sungguh keutamaan
yang luar biasa, saudaraku. Marilah kita melaksanakan puasa tersebut demi
mengharapkan rahmat dan ampunan Allah SWT.
Komentar
Posting Komentar