Hikmah Puasa di Bulan Ramadhan
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa," (Al-Baqarah: 183)
Beberapa hikmah yang diambil ketika kita melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan, yaitu:
1. Melatih diri untuk disiplin waktu. Dalam tiga puluh hari kita dilatih disiplin bagai tentara, waktu bangun kita bangun, waktu makan kita makan, waktu menahan kita sholat, waktu berbuka kita berbuka, waktu sholat tarawih, iktikaf, baca qur'an kita lakukan sesuai waktunya. Bukankah itu disiplin waktu namanya? Ya kita dilatih dengan sangat disiplin, kecuali orang tidak mau ikut latihan ini.
Beberapa hikmah yang diambil ketika kita melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan, yaitu:
1. Melatih diri untuk disiplin waktu. Dalam tiga puluh hari kita dilatih disiplin bagai tentara, waktu bangun kita bangun, waktu makan kita makan, waktu menahan kita sholat, waktu berbuka kita berbuka, waktu sholat tarawih, iktikaf, baca qur'an kita lakukan sesuai waktunya. Bukankah itu disiplin waktu namanya? Ya kita dilatih dengan sangat disiplin, kecuali orang tidak mau ikut latihan ini.
2. Seimbang
dalam hidup. Di bulan Ramadhan kita bersemangat untuk menambah
amal-amal ibadah,
dan amal-amal sunat. Artinya kita menahan diri atas satu pekerjaan yang
monoton dan lalai beribadah kepadaNya. Orang yang lalai atas mengingat
Allah, selalu asyik dengan pekerjaannya, sehingga waktu istirahat siang,
sholat, dan makan sering terabaikan. Atau waktu yang seharusnya dipakai
untuk beribadah kepada Allah dipakai untuk makan siang bersama kekasih.
Sholat? tinggal. Di bulan Ramadhan kita diajarka hidup seimbang, antara
pekerjaan, dan Ibadah. Pekerjaan untuk kepentingan dunia dan Ibadah
untuk kepentingan Akhirat.
3. Pentingnya arti persaudaraan, dan silaturahmi. Di keluarga orang yang
tidak mengerti akan arti persaudaraan. Persaudaraan di keluarga tidak
begitu akrab, adik beradik bertengkar, Ibu dan Ayah kadang saling tidak
memperhatikan. Persaudaraan dari Gang Jalanan, banyak juga
perkelahiannya. Persaudaraan atas satu kelompok, satu bangsa, satu tanah
air, hanya selogan dan nama, kurang sekali mendapat makna. Dalam Islam
ada persaudaraan sesama muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan
Ramadhan, Orang memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama
di masjid, memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah
dan diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid. Semuanya didapat
gratis tanpa bayaran. Sesama muslim saling bersalaman, bercengkrama
saling menanyakan kabar. Sama-sama sholat tarawih tadarus dengan saling
mengajarkan Qur'an, dan banyak makanan sedekah di Masjid. Ya tentunya
Gratis. Persaudaraan sesama muslim sebenarnya punya pelajaran dan bab
khusus, ada ayat qur'an tentang persaudaraan, ada banyak hadits nabi,
tetapi jarang diperhatikan orang betapa pentingnya arti persaudaraan
itu. Tetapi dibulan Ramadha ia akan tampak dengan sendirinya.
4. Peduli pada orang lain yang
lemah. Di bulan Ramadhan kita puasa, merasaka lapar dan dahaga,
mengingatkan kita betapa sedihnya nasib orang yang tidak berpunya, orang
terlantar, anak yatim yang tiada orang tuanya, fakir miskin yang hidup
di tempat yang tidak layak. Apakah kita tidak merasa prihatin? Sehingga
kita peduli untuk membantu saudara-saudara kita yang kelaparan. Baik
karena kondisi ekonomi, atau disebabkan bencana Alam. Allah menyindir
orang yang tidak peduli pada nasib orang lain yang miskin sebagai
pendusta Agama. Juga Allah mengataka orang yang tidak peduli dengan
nasib fakir miskin dan anak yatim sebagai orang yang tidak mempergunakan
potensi pancaindranya untuk melihat keadaan sekelilingnya. Orang yang
tidak peduli dengan orang lain juga disebut sebagai orang yang salah
menilai atau memandang kehidupan.
5. Bulan Ramadhan mengajarkan akan adanya tujuan setiap perbuatan
dalam kehidupan. Di bulan puasa kita diharuskan sungguh-sungguh dalam
beribadah, menetapkan niat yang juga berisi tujuan kenapa dilakukannya
puasa. Tuajuan puasa adalah untuk melatih diri kita agar dapat
menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar bulan Ramadhan. Kalau
tujuan tercapai maka puasa berhasil. Tapi jika tujuannya gagal maka
puasa tidak ada arti apa-apa. Jadi kita terbiasa berorientasi kepada
tujuan dalam melakukan segala macam amal ibadah.
6. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita hidup ini harus selalu
mempunyai nilai ibadah. Setiap langkah kaki menuju masjid ibadah,
menolong orang ibadah, berbuat adil pada manusia ibadah, tersenyum pada
saudara ibadah, membuang duri di jalan ibadah, sampai tidurnya orang
puasa ibadah, sehingga segala sesuatu dapat dijadikan ibadah. Sehingga
kita terbiasa hidup dalam ibadah. Artinya semua dapat bernilai ibadah.
7. melatih diri kita untuk selalu berhati-hati dalam
setiap perbuatan, terutama yang mengandung dosa. Dibulan Ramadhan kita
berpuasa. Kita menahan Lapar dan dahaga. Bukan itu saja. Tetapi juga
menahan segala yang dapat membatalkan puasa, juga segala yang dapat
merusak puasa. Terutama hal-hal yang dapat menimbulkan dosa. Sehingga di
dalam bulan Ramadhan kita dapat terbiasa dan terlatih untuk menghindari
dosa-dosa kita agar kita senantiasa bersih dari perbuatan yang dapat
menimbulkan dosa. Latihan ini menimbulkan kemajuan positif bagi kita
jika diluar bulan Ramadhan kita juga dapat menghindari hal-hal yang
dapat menimbulkan dosa seperti bergunjing, berkata kotor, berbohong,
memandang yang dapat menimbulkan dosa, dan lain sebagainya.
8. melatih kita untuk selalu tabah dalam berbagai
halangan dan rintangan. Dalam Puasa di bulan Ramadhan kita dibiasakan
menahan yang tidak baik dilakukan. Misalnya marah-marah, berburuk
sangka, dan dianjurkan sifat Sabar atas segala perbuatan orang lain
kepada kita. Misalkan ada orang yang menggunjingkan kita, atau mungkin
meruncing pada Fitnah, tetapi kita tetap Sabar karena kita dalam keadaan
Puasa. Dengan Sabar hasutan Syeitan untuk memperuncing konflik menjadi
gagal. Kitalah pemenangnya dari godaan Syeitan tersebut. Masalah orang
menggunjing, memfitnah, biarlah itu jadi dosa-dosanya, janganlah kita
ikut berdosa dengan dosa orang lain.
9. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan arti hidup hemat dan
sederhana. Setiap hari kita membeli kue dan minuman untuk berbuka puasa.
Dari sekian banya kue dan minuman yang kita beli. Hanya minuman segelas
teh buatan kita sendiri yang diminum. Yang lain banyak tertinggal dan
sebagian terbuang keesokan harinya. Hal ini menyadarkan kita, bahwa apa
yang kita beli banyak-banyak sebelum berbuka, hanyalah hawa nafsu saja.
Kebutuhan kita hanyalah segelas teh manis! Mengapa kita harus membeli
banyak-banyak minuman dan kue-kue yang akhirnya tidak kita makan? Hal
ini menyadarkan kita betapa kita harus hemat, membeli sekedar yang
dibutuhkan. Kelebihan uang yang kita punyai mungkin dapat kita
sedekahkan bagi yang lebih membutuhkan.
10. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan pentingnya rasa syukur
kita, atas nikmat-nikmat yang diberikan pada kita. Rasa syukur kita
akan adanya nikmat makanan yang telah kita punyai terasa ketika kita
puasa. Kita merasakan lapar, tetapi kita masih mempunyai makanan.
Bagaimana dengan orang yang merasakan lapar tetapi bukan karena ia juga
puasa, tetapi karena memang tidak punya makanan? Kita sakit, kita dapat
makan obat ketika buka, tetapi bagaimana dengan orang yang tidak punya
obat, ketika ia sakit? Kita enak, ketika kita puasa merasa lapar dan
haus, kita lengahkan dengan menonton televisi atau hal-hal lain seperti
internet. Bagaimana dengan orang ketika ia lapa dan haus mereka
lengahkan lapar dan hausnya dengan bekerja memenuhi tuntutan majikannya?
Bukan karena memang tidak punya televisi atau internet, tetapi karena
tuntutan hidup, yang mengharuskan ia bekerja untuk makan hari ini dan
hari ketika ia tidak bekerja. Tidakkah harusnya kita bersyukur terhadap
nikmat yang telah diberikan pada kita?
Komentar
Posting Komentar